Berkala keteduhan memudar
Masa-masa manis telah mengukirku kini
Menoleh kebelakang,,,,
Tentang kekaguman alamku
Teringat,,,,
Kabut mengiring asa kecil,,,,
Apa kelak bertemu impian
Sedang naluri canda tak juga menyingkir
Gurauan, olokan,,,,,
Mengikat nuansa kelucuan
Langkah mendekat kembali
Pohon usang kurus mengering
Jawabnya,,,,
Kabut telah melupa
Panas surya mengusir keteduhan, hingga,,,,,
Hempasan-hempasan melepas tulang
Sesuatu mencabut lamunanku
Diam tapi merasa
Kebingungan saat pembaringan kecilku mengering,,,,
Singgasanaku telah retak
Harap tapi tak bergerak
Manis meski pahit disenangi
Jadilah aroma kabut dikesejukan
Masa-masa manis telah mengukirku kini
Menoleh kebelakang,,,,
Tentang kekaguman alamku
Teringat,,,,
Kabut mengiring asa kecil,,,,
Apa kelak bertemu impian
Sedang naluri canda tak juga menyingkir
Gurauan, olokan,,,,,
Mengikat nuansa kelucuan
Langkah mendekat kembali
Pohon usang kurus mengering
Jawabnya,,,,
Kabut telah melupa
Panas surya mengusir keteduhan, hingga,,,,,
Hempasan-hempasan melepas tulang
Sesuatu mencabut lamunanku
Diam tapi merasa
Kebingungan saat pembaringan kecilku mengering,,,,
Singgasanaku telah retak
Harap tapi tak bergerak
Manis meski pahit disenangi
Jadilah aroma kabut dikesejukan
Copyright © Tatar Pasundan
Posting Komentar